Pohon “Wanto” mulai berbuah..

Tulisan mas Tito ini sangat bagus, dan inspiratif sekali. (Menyitir ungkapan yang sering diucapkan Mas Ilik saat ikut senity dulu, Gusti Allah tidak pernah sare ! Pasti sekarang, kami sedang dan terus akan menikmati limpahan berkah serta buah hasil darisegala usaha kami !)

Di halaman belakang rumahku tumbuh besar 3 pohon, Mangga – Kelapa – dan Wanto !
Hampir setiap hari, saat ada kesempatan, akuselalu taklupa menyirami ke tiga-tiganya.
Istriku kadang uring-uringan melihat ulahku menyirami ke-3 pohon itu.

Bagaimana tidak, kalau banyak orang sering menyirami tanaman di dalam pot, aku menyirami pohon ! Alangkah konyolnya ?!Sergah dia sewaktu waktu.
Entah apa yang mendorongku, tapi aku senang sekali menjulurkan selang air dan menyemprot ke-3nya atau hanya dengan menggunakan gayung mandi , menyiramkan air yang tingginya sudah hampir 3 meteritu. Segar rasanya saat tugas menyirami pohon itu usai.
Aku seperti menyaksikan pohon pohon itu berterima kasih mendapat berkah siraman air.
Juga bayanganku mengandaikan bak halaman barusaja terkena guyuran hujan... fresh and wet !
Lebih uring-uringan lagi saat kadang 2 – 3minggu sekali istriku paling sibuk menyapu guguran daun jatuh berserakan diantara ke 3 pohon tadi.

Malam ini saat aku duduk sendirian dibawahpohon wanto, memandangi ke 3 pohon harapan2ku, aku terhenyak menyaksikan adahampir 6 buah wanto kecil – kecil menyeruak dibalik dedaunannya yang rimbun.
Masya Allah, pohon wanto-ku sudah berbuah !
Masih lama memang untuk bisa dipetik dimasak atau dihidangkan menjadi kudapan kami.
Tapi alangkah berbunga-bunganya hatiku,
bahwa akhirnya muncul juga buah dari salahsatu pohon-pohon ku.

Tak sadar aku seperti diingatkan bahwa sebuah usaha pasti pada saatnya akan berbuah.
Ketekunan pasti mendatangkan hasil.
Kesabaran yang diuji dan masih tetap adadiyakini dalam hati pasti mendatangkan balasannya.
Sebuah pengingat sederhana bagi kontepelasi wirausaha mandiriku.

Semenjak diberhentikan bekerja 1 tahun lalu dibulan juli 2007, aku menekuni beberapa bidang usaha , seperti rental mobil ,jualan jamu – pil penurun panas dan sari kacang kedelai bubuk .
Alhamdullillah , ketiga-tiganya sering mendapatkan halangan , rintangan , serta kendala yang tiada henti hentinya.
Sampai pada akhirnya 2 bulan lalu aku harus memberanikan diri mengamputasi usaha mobil rentalku untuk aku relakan menjadi milik oranglain yang lebih berhak dan berkemampuan.
Masya Allah, usaha jualan sari kedelai bubuk sekarang sudah menemukan hasilnya.
Tiada henti datang permintaan dari sana sini untuk menjadi reseller produk sari kedelai bubuk yang kami jual.
Hasilnya Alhamdullillah, di bulan juli 2008kemaren sudah melebihi angka 10juta , bersyukur kami sekeluarga bisa menemukan kembali penghasilan utama kami yang hilang 1 tahun yang lalu.

Kalau ditelusuri lagi , jualan sari kedelaibubuk ini sudah melewati tahun yang ke 3, apakah benar saat pertama kali kamimulai , kami sadar hasilnya bisa kitaraih sekarang ?
Tidak !
Tergolong luar biasa memang bagi kami yangbaru saja tertatih tatih memulai usaha jualan produk ini. Tidak semua orangyang kami tawari untuk beli , rela dengan senang hati membeli produk ini. Adasementara yang kami bagikan gratis di awal mula kita jualan mungkin hanya bisamencibir saja atau malah membuangnya jauh jauh untuk menambah tumpukkan sampah rumah tangga mereka. Pernah sekali waktu orang bersemangat membeli dan berusaha untuk memborong produk ini , hanya untuk menyenangkan kami saja.
Ada juga pengalaman salah seorang pelanggan setia kami yang saat pertama kali kami berikan sampel gratis malah dibuang sajaentah kemana , karena menduga produk kami sudah kadaluwarsa dan memiliki kandungan racun berbahaya.....? Masya Allah !
Bagaikan menyirami pohon pohon dibelakang halaman rumah kami, aku tak pernah berhenti berusaha menjual dan mencari pembeli kesana kemari.
Sekarang pohon kami satu ini akhirnya berbuahjuga !
Alhamdullillahhi Robbil Allamin!

Menyitir ungkapan yang sering diucapkan Mas Ilik saat ikut senity dulu, Gusti Allah tidak pernah sare ! Pasti sekarang, kami sedang dan terus akan menikmati limpahan berkah serta buah hasil darisegala usaha kami !
Do'a kami sekeluarga dikabulkan. Kami berhasilmendapatkan buah dari pohon yang kami tanam dan dengan kesabaran serta ketekunan kami senantiasa kami sirami, tak perduli apapun cobaan membentang menggoda perjuangan kami sekeluarga.

Memang benar, setiap usaha tidak mesti bisa sekonyong konyong mendatangkan hasil.
Sering sebuah usaha harus menghadapi tembok penghalang yang maha dahsyat kesulitannya untuk kita tembus.
Tidak jarang kita tergoda untuk berbelok arah membuyarkan impian kita , hanya karena kesulitan-kesulitan yang tiada henti mendera kita.
Tapi pasti. Pada saatnya nanti.
Datanglah segala kemudahan . Berbuahlah usaha– usaha yang kita jalani.
Sadarlah kita bahwa tujuan yang hendak kitaraih sudah ada membentang indah dihadapan kita untuk dinikmati, tinggal sekuat apa kita tidak pernah putus untuk meraihnya.
Kesabaran ketekunan keinginan dan usaha-usaha serta usaha terus menerus , selalu mendatangkan hasilnya.

Saat keasyikan melamunkan rimbunan wanto menyembul disana sini, membayangkan suatu saat nanti akan aku petik dan merasakan nikmat manisnya. Tiba – tiba bergemuruh nun jauh dilangit sana .Antara keingintahuan serta keraguan untuk menemukan sumber suara gemuruh itu,aku tak melepaskan penglihatan dan daya pancar indra rasa dan ciptaku menerawang jauh ke ufuk angkasa sana .

Berkedip kedip cahaya memancarkan sinarnya disertai luncuran asap lurus dibelakangnya , hampir menyentuh sinar redup bulanyang terlihat hampir separo tepat di atas halaman belakang rumahku.
Wow... sebuah pesawat terbang ! Kecil sekaliterlihat hanya lampu lampunya saja. Hampir menyen-tuh bulan ! Sesaat kemudian melewati bulan, yang cahaya masih menyala lebih jelas dari kedip – kedipanlampu pesawat terbang itu, lalu melesat lambat ke arah timur menjauhi jarakpandang penglihatanku . Pasti beberapa jam lagi, pesawat itu akan mencapai destinasinya . Menemukan tujuannya . Sukses berhasil meraih keberhasilan usaha pertamanya pada saat tinggal landas beberapa jam sebelumnya.
Otakku kembali melesat jauh setinggi pesawat terbang tadi.
Suatu saat nanti aku pasti bisa setinggi pesawat terbang itu.
Sinarku bisa terlihat dari kejauhan .
Suara gemuruhku bisa terdengar pun dari kejauhan dimana dibumi ini orang berdiri.
Terbang setinggi – tingginya , semampu dan seaman mungkin aku mau.
Hingga mencapai destinasinya.
Adalah keberhasilan.
Sukses bahagia mereguk kenikmatan cita jerihpayah pantang menyerah dari buah kesabaran kami.

Aku akan senang membagikan buah wanto yangrasanya manis atau kubuat nanti jadi sayur gori atau gudeg jowo semampu istriku memasaknya nanti, buat kalian semua.
Doakan ya.. dan tunggu hasilnya !

Rabo malam .
21st August 2008 – SendangMulyo.
Teti dan TitO'024 70262521 http://tetitito.multiply.com/

Ps. “wanto” adalah sebutan mesra ku untuk pohon/buahnangka. Entah awalnya bagaimana saat aku kecil dulu sering menyebut Nangkadengan wanto ! Mungkin karena cedal ? Akhirnya sampai besar dan tua punya anakpun , aku lebih senangmenyebut Nangka dengan wanto ! Lha anakku si IqbaL kok ya ketularan menyebut wanto juga ! Malah sekarang dia lebih gila lagi, kalau sedang makan sayur gori atau gudeg, IQbaL selalu ngototkalau dia sedang makan “Rendang!” di revisi beberapa kali pun dia tetep kekeuh kalau yang dia makan adalah “Rendang!” .... padahal kan wanto.... eh gori eh...gudeg.... mbuh lah karepmu !

0 komentar: